BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ketika kita
membicarakan mengenai arti sakit tentunya dalam benak kita bahwasannya hal
tersebut adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa
suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan
jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun gangguan terhadap
keseluruhan fungsi itu sendiri. Setiap individu, keluarga, masyarakat maupun
profesi kesehatan mengartikan sakit secara berbeda tergantung paradigmanya.
Kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang untuk memahami
faktor-faktor yang berkaitan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang
kesehatan dan penyakit yang dimilikinya untuk menjaga kesehatan sendiri. Konsep
sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan tanda sakit atau kurang
sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan
status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan
pengobatan yang tepat dari ahlinya.
Menurut Parson sakit adalah ketidakseimbangan
fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi
penyesuaian. Bauman mengemukakan ada tiga kriteria keadaan sakit, yaitu adanya
gejala,persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan kemampuan
beraktivitas sehari-hari yang menurun.Menurut
batasan medis,Batasan medis mengemukakan dua bukti adanya sakit,yaitu
tanda dan gejala.Menurut Perkins Sakit
adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari0hari,baik aktivitas jasmani maupun
sosial.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Definisi sakit ?
2. Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan sakit ?
C.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja Definisi Sakit
2.
Untuk
mengetahui apa saja tahapan – tahapan sakit
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
SAKIT
Sakit adalah keadaan dimana fisik,
emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau
terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai
contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan
mampu berfungsi seperti bisaanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara
yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanai operasi mungkin akan merasakan
akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Berikut beberapa definisi sakit menurut para ahli yaitu :
1. Sakit menurut Parson
(1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas,
termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
2.
Sakit menurut Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah
mereka sakit :
a. Adanya gejala : naiknya temperatur,
nyeri
b. Persepsi tentang bagaimana mereka
merasakan : baik, buruk, sakit.
c. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas
sehari-hari : bekerja, sekolah.
3.
Sakit menurut Perkin’s
Sakit adalah sautu keadaan yang
tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam
aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial.
4.
Sakit menurut Webster’s New Coligiat Act
Sakit adalah suatu kondisi dimana
keadaan tubuh melemah.
5.
Sakit menurut Zaidin Ali (1998)
Sakit adalah suatu keadaan yang
mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologis
(mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh,
produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Beberapa Fase – fase sakit yaitu :
1.
Fase latent
Seseorang sudah terinfeksi suatu
mikroorganisme, karena badan seseorang baik maka gejala – gejala dan tanda –
tanda serta keluhan belum ada, sehingga aktifitas sehari – hari dapat
dilakukan.
2.
Prodromal
Pada fase ini seseorang sudah
terdapat peningkatan, bahwa dirinya sakit, seperti tidak enak badan atau kadang
– kadang lemas.
3. Akut
Tanda dan gejala akan bertambah dan semakin lengkap,
bentuknya disini klien baru sadar bahwa dirinya sakit, kadanga- kadang emosinya
tidak stabil dan lekas marah, dan ia hanya mampu memikirkan dirinya sendiri dan
penyakitnya.
4.
Resolusi
Klien perlu tindakan yang sifatnya
mengembalikan secara normal.
B.
TAHAPAN
PERILAKU SAKIT
Perilaku sakit mencakup semua kegiatan yang dilakukan orang
sakit untuk merasakan mendefinisikan, menginterpretasikan gangguan serta
mencari pengobatan yang tepat. Sedangkan perilaku sehat mencakup semua kegiatan
yang dilakukan oleh orang untuk mencegah atau mendeteksi adanya penyakit pada setiap
tingkat gangguan.
Gangguan dapat diinterpretasikan berbeda oleh orang yang
berbeda, sehingga mempengaruhi keputusan yang diambil. Lesu ketika bangun
tidur, dapat diinterpretasikan kelelahan oleh orang yang baru bekerja keras;
atau gejala flu pada cuaca mendung; atau penyakit bertambah parah pada orang
yang berpenyakit kronis. Interpretasi berbeda akan menyebabkan tindakan
pengobatan yang berbeda. Perilaku sakit merupakan fungsi dari pengalaman saat
itu, pengalaman masa lalu, proses informasi dan proses kognitif.
Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila
seseorang memilih peran sebagai orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat
disalahkan sejak mulai sakit, dikecualikan dari tanggung jawab pekerjaan,
sosial dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya diharapkan mencari
pertolongan agar segera sembuh.
Perilaku sakit
merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya;
mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya
penyembuhan dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Berikut ini
adalah Tahapan Perilaku Sakit yaitu :
A. Tahap I
(Mengalami Gejala)
1.
Pada tahap ini
pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”
2.
Mereka
mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya
diagnosa tertentu.
3.
Persepsi
individu terhadap suatu gejala meliputi:
(a) kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri,
benjolan, dll);
(b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi
dan memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala penyakit;
(c) respon emosional.
4.
Jika gejala itu
dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari
pertolongan.
B. Tahap II (Asumsi Tentang
Peran Sakit)
1.
Terjadi jika
gejala menetap atau semakin berat
2. Orang yang
sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok
sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari
kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya.
3. Menimbulkan
perubahan emosional
4. Seseorang
awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia
menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu
menetap dan semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem
pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien.
C.Tahap III
(Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
1.
Pada tahap ini
klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, penjelasan mengenai gejala yang dirasakan,
penyebab penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan
datang
2.
Profesi
kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit
atau justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa mengancam
kehidupannya. Klien bisa menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.
3.
Bila klien
menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan yang telah ditentukan,
akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan
kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan
lain sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan
keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.
4.
Klien yang
merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan
mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang
diinginkan
5.
Klien yang
sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan
hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan
atau kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap
kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien
menghindari diagnosa yang sebenarnya.
D. Tahap IV (Peran
Klien Dependen)
1. Pada tahap
ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pada
pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.
2. Klien
menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan
stress hidupnya.
3. Secara sosial
klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas normalnya semakin
parah sakitnya, semakin bebas.
4. Pada tahap ini
klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan
ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun masyarakat.
E.Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)
1. Merupakan
tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya
penurunan demam.
2. Penyembuhan
yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama sebelum
kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.
3. Tidak semua
klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya dengan
kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan perilaku
sakit akan membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku
sakit klien dan bersama-sama klien membuat rencana perawatan yang efektif
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Sakit adalah suatu gangguan kesehatan
yang menyebabkan aktivitas kerja (kegiatan) terganggu. Adapun ciri- ciri sakit
antara lain: suhu abnormal yaitu > 38°C, tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan
tidak semangat dalam melakukan segala aktifitas, wajahnya pucat dan tubuh
terasa nyeri, adanya gangguan fisik, psikis, maupun social, dan selalu berfikir
bahwa dirinya sakit (sugesti dalam dirinya sendiri).
2.
Adapun Tahapan sakit menurut Suchman
terbagi menjadi 5 tahap yaitu :
a. Tahap
Transisi
individu percaya bahwa ada kelainan dalam
tubuh ; merasa dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa
adanya bahaya.
b. Tahap
asumsi terhadap peran sakit (sick Rok).
Individu
mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman : menghasilkan peran sakit,
Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain mengobati sendiri,
mengikuti nasehat teman / keluarga.
c. Tahap
kontak dengan pelayanan kesehatan
Individu yang sakit : meminta nasehat dari
profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.
3 tipe informasi :
3 tipe informasi :
1. Validasi keadaan
sakit.
2. Penjelasan tentang
gejala yang tidak dimengerti.
3. Keyakinan bahwa
mereka akan baik.
Jika tidak ada gejala :
individu mempersepsikan dirinya sembuh, jika ada gejala kembali pada posisi
kesehatan
d. Tahap ketergantungan
Jika
profesi kesehatan menvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit : menjadi
pasien yany tergantungan untuk memperoleh bantuan.
DAFTAR PUSTAKA