Senin, 01 Februari 2016

Makalah Sehat Sakit



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Ketika kita membicarakan mengenai arti sakit tentunya dalam benak kita bahwasannya hal tersebut adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun gangguan terhadap keseluruhan fungsi itu sendiri. Setiap individu, keluarga, masyarakat maupun profesi kesehatan mengartikan sakit secara berbeda tergantung paradigmanya. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit yang dimilikinya untuk menjaga kesehatan sendiri. Konsep sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan tanda sakit atau kurang sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan pengobatan yang tepat dari ahlinya.
Menurut Parson sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian. Bauman mengemukakan ada tiga kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala,persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun.Menurut batasan medis,Batasan medis mengemukakan dua bukti adanya sakit,yaitu tanda dan gejala.Menurut Perkins Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari0hari,baik aktivitas jasmani maupun sosial.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan Definisi sakit ?
2.      Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan sakit ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa saja Definisi Sakit
2.      Untuk mengetahui apa saja tahapan – tahapan sakit










BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI SAKIT
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti bisaanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanai operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Berikut beberapa definisi sakit menurut para ahli yaitu :
1.      Sakit menurut Parson (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
2.      Sakit menurut Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
a.    Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
b.    Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
c.    Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.


3.      Sakit menurut Perkin’s
Sakit adalah sautu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial.
4.      Sakit menurut Webster’s New Coligiat Act
Sakit adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh melemah.
5.      Sakit menurut Zaidin Ali (1998)
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.

Beberapa  Fase – fase sakit yaitu :
1.      Fase latent
Seseorang sudah terinfeksi suatu mikroorganisme, karena badan seseorang baik maka gejala – gejala dan tanda – tanda serta keluhan belum ada, sehingga aktifitas sehari – hari dapat dilakukan.
2.      Prodromal
Pada fase ini seseorang sudah terdapat peningkatan, bahwa dirinya sakit, seperti tidak enak badan atau kadang – kadang lemas.



3.      Akut
Tanda dan gejala akan bertambah dan semakin lengkap, bentuknya disini klien baru sadar bahwa dirinya sakit, kadanga- kadang emosinya tidak stabil dan lekas marah, dan ia hanya mampu memikirkan dirinya sendiri dan penyakitnya.
4.      Resolusi
Klien perlu tindakan yang sifatnya mengembalikan secara normal.

B.     TAHAPAN PERILAKU SAKIT
Perilaku sakit mencakup semua kegiatan yang dilakukan orang sakit untuk merasakan mendefinisikan, menginterpretasikan gangguan serta mencari pengobatan yang tepat. Sedangkan perilaku sehat mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh orang untuk mencegah atau mendeteksi adanya penyakit pada setiap tingkat gangguan.
Gangguan dapat diinterpretasikan berbeda oleh orang yang berbeda, sehingga mempengaruhi keputusan yang diambil. Lesu ketika bangun tidur, dapat diinterpretasikan kelelahan oleh orang yang baru bekerja keras; atau gejala flu pada cuaca mendung; atau penyakit bertambah parah pada orang yang berpenyakit kronis. Interpretasi berbeda akan menyebabkan tindakan pengobatan yang berbeda. Perilaku sakit merupakan fungsi dari pengalaman saat itu, pengalaman masa lalu, proses informasi dan proses kognitif.
Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila seseorang memilih peran sebagai orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat disalahkan sejak mulai sakit, dikecualikan dari tanggung jawab pekerjaan, sosial dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya diharapkan mencari pertolongan agar segera sembuh.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.

Berikut ini adalah Tahapan Perilaku Sakit yaitu :
A. Tahap I (Mengalami Gejala)
1.      Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”
2.      Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa tertentu.
3.      Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi:
 (a) kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll);
 (b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala penyakit;
 (c) respon emosional.
4.      Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat mengancam   kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.

B. Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
1.      Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat
2.      Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya.
3.      Menimbulkan perubahan emosional
4.      Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu menetap dan semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien.

C.Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
1.      Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli,  penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang
2.      Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit atau justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa mengancam kehidupannya. Klien bisa menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.
3.      Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan yang telah ditentukan, akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.
4.      Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang diinginkan
5.      Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari diagnosa yang sebenarnya.

D. Tahap IV (Peran Klien Dependen)
1.      Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.
2.      Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress hidupnya.
3.      Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas normalnya semakin parah sakitnya, semakin bebas.
4.      Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun masyarakat.
                                                   
E.Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)
1.      Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya penurunan demam.
2.      Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.
3.      Tidak semua klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya dengan kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan perilaku sakit akan membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku sakit klien dan bersama-sama klien membuat rencana perawatan yang efektif


















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.       Sakit adalah suatu gangguan kesehatan yang menyebabkan aktivitas kerja (kegiatan) terganggu. Adapun ciri- ciri sakit antara lain: suhu abnormal yaitu > 38°C, tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan tidak semangat dalam melakukan segala aktifitas, wajahnya pucat dan tubuh terasa nyeri, adanya gangguan fisik, psikis, maupun social, dan selalu berfikir bahwa dirinya sakit (sugesti dalam dirinya sendiri).
2.       Adapun Tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu :
a.       Tahap Transisi
 individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.
b.      Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Rok).
Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman : menghasilkan peran sakit, Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain mengobati sendiri, mengikuti nasehat teman / keluarga.
c.       Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
 Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.
3 tipe informasi :
1. Validasi keadaan sakit.
2. Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti.
3. Keyakinan bahwa mereka akan baik.
Jika tidak ada gejala : individu mempersepsikan dirinya sembuh, jika ada gejala kembali pada posisi kesehatan
d.       Tahap ketergantungan
Jika profesi kesehatan menvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit : menjadi pasien yany tergantungan untuk memperoleh bantuan.














DAFTAR PUSTAKA